Sejarah telah mencatat, Aceh punya peranan penting dalam pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itulah, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Lestari Moerdijat, mengajak seluruh mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) untuk mempelajari sejarah Aceh.
- Anak Muda Cenderung Lebih Akomodatif terhadap Ide Negara Islam
- Pengamat: Aneh, Ada Kelompok Tertentu yang Khawatir dengan Kekuatan Anies Baswedan
- Demokrat Yakin Surya Paloh Tetap Capreskan Anies Walau Sudah Bertemu Jokowi
Baca Juga
"Tidak akan pernah ada Indonesia kalau tidak ada Aceh dan Papua," kata Lestari Mordijat dalam kuliah umum di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, diwartakan Kantor Berita RMOLAceh, Kamis (7/9).
Menurut Lestari, sejarah Aceh dapat disimpulkan dalam tiga pilar. Yaitu perjuangan, persatuan, dan kesejahteraan. Catatan sejarah menunjukkan, Aceh pada abad 5 Masehi merupakan sebuah kekuatan besar, kaya, mandiri, dan menjadi bandar perdagangan yang besar.
"Salah satu buktinya adalah, bagaimana ketika itu Aceh sudah memiliki money changer, para pedagang dan pengelana yang mengelilingi dan berhenti di Aceh, bisa dengan mudah menukarkan mata uangnya dengan berbagai mata uang di dunia," ujar Lestari dalam kuliah umum bertema “Sejarah dan Peran Aceh dalam Pembentukan NKRI" tersebut.
Rerie, sapaan akrabnya menegaskan, semangat patriotisme masyarakat Aceh tidak perlu dipertanyakan lagi. Ini terlihat ketika dulu Kota Bireuen pernah menjadi Ibukota Republik Indonesia.
Kala itu, papar Rerie, Indonesia sudah dikatakan tidak ada lagi oleh Belanda. Lalu ada siaran Radio Rimba Raya yang mengabarkan sampai ke India bahwa Indonesia masih ada dengan Ibukotanya adalah Bireuen.
“Jadi Aceh, tidak bisa dipisahkan dalam sejarah perjuangan kita. Dan Aceh memainkan peranan yang penting sekali dalam terbentuknya NKRI,” ujarnya.
- "Wanita Emas" Tersangka Korupsi, Partai Republik Satu Terancam Gagal Ikut Pemilu?
- Sekjen Hasto Menepi dari Hiruk-pikuk Politik dengan Naik Gunung Sanghyang
- Tegaskan Kenaikan Biaya Haji Masih Dikalkulasi, Jokowi: Belum Final Sudah Ramai